Kamis, 15 Desember 2011

Peranan Iman dalam Era Globalisasi

Perubahan dan Dampak Arus Globalisasi

Globalisasi membawa banyak tantangan baik itu menyangkut bidang sosial, budaya, ekonomi, politik, bahkan menyangkut semua aspek kehidupan manusia. Globalisasi ini membawa dampak positif dan negatif bagi kepentingan bangsa dan ummat kita.
Dampak positif, misalnya, makin mudahnya kita memperoleh informasi dari luar sehingga dapat membantu kita menemukan alternatif-alternatif baru dalam usaha memecahkan masalah yang kita hadapi.  Misalnya, melalui internet kini kita dapat mencari informasi dari seluruh dunia tanpa harus mengeluarkan banyak dana seperti dulu.  Demikian pula, dalam hal tenaga kerja, dana, maupun barang.  Di bidang ekonomi, perdagangan bebas antar negara berarti makin terbukanya pasar dunia bagi produk-produk kita, baik yang berupa barang atau jasa (tenaga kerja).
Dampak negatifnya adalah masuknya informasi-informasi yang tidak kita perlukan atau bahkan merusak tatanan nilai yang selama ini kita anut.  Misalnya, budaya perselingkuhan yang dibawa oleh film-film Italy melalui TV, gambar-gambar atau video porno yang masuk lewat jaringan internet, majalah, atau CD ROM, masuknya faham-faham politik yang berbeda dari faham politik yang kita anut, dsb.  Di bidang ekonomi, perdagangan bebas juga berarti terbukanya pasar dalam negeri kita bagi barang dan jasa dari negara lain.
Dalam kaitannya dengan ummat  IslamIndonesia, dampak negatif yang paling nyata adalah perbenturan nilai-nilai asing, yang masuk lewat berbagai cara, dengan nilai-nilai agama yang dianut oleh sebagian besar bangsa kita.  Mengingat agama Islam adalah agama yang berdasarkan hukum (syari’ah), maka perbenturan nilai itu akan amat terasa di bidang syari’ah ini.  Globalisasi informasi telah membuat ummat kita mengetahui praktek hukum (terutama hukum keluarga) di negeri lain, terutama di negeri maju, yang sebagian sama dan sebagian lagi berbeda dari hukum Islam.  Keberhasilan negara maju yang sekuler dalam bidang ekonomi telah membuat segala yang berasal dari negara tersebut tampak baik dan hal ini dapat menimbulkan keraguan atas praktek yang selama ini kita anut.  Contoh hukum Islam yang berbeda dari hukum sekuler di negeri maju antara lain: hukum waris, kedudukan wanita dan pria dalam perkawinan, kedudukan anak pungut/anak angkat dalam keluarga, hak asasi anak, hak asasi manusia, hukum rajam, hukum potong tangan, definisi zina, perkawinan campur, dlsb.  Kemajuan teknologi di bidang rekayasa genetik (cloning), misalnya, juga telah menimbulkan persoalan hukum keluarga (waris dan perwalian).
Menghindari globalisasi sebagai proses alami ataupun menghilangkan sama sekali dampak negatif globalisasi itu barangkali tidak mungkin.  Mau tidak mau, suka tidak suka, siap tidak siap, kita harus menghadapi globalisasi ini dan menerima segala dampaknya, negatif maupun positif.  Oleh karena itu, tantangan yang kita hadapi sebagai kelompok elit umat Islam adalah kita dapat memanfaatkan semaksimal mungkin dampak positif globalisasi itu dan meminimalkan dampak negatifnya.
D. Membentuk Generasi Masa Depan Dengan Benteng Iman
Saran normatif yang selalu kita dengar adalah  dengan meningkatkan iman dan taqwa kita kepadaAllah Swt.  Logikanya, dengan iman yang teguh, maka segala macam godaan untuk menyimpang dari hukum Allah akan dapat ditepis.  Saran ini memang mudah diucapkan tetapi tidak mudah untuk dilaksanakan, mengingat kuatnya godaan dan gempuran globalisasi ini, terutama oleh ummat yang awam.  Apalagi kalau diingat bahwa, agar berhasil secara nasional, peningkatan keimanan dan ketaqwaan ini bukan hanya individual, melainkan juga kolektif.  Secara individual, kita mungkin bisa menyuruh diri kita sendiri, kalau kita mau, untuk melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah.  Namun, untuk bisa meningkat secara kolektif, maka diperlukan usaha-usaha tambahan untuk mempengaruhi orang lain agar mau melakukan hal-hal yang dapat meningkatkan iman dan taqwa mereka.  Kita perlu ‘reach-out’.   Dalam kalangan muslim, ini disebut dakwah. Dakwah dalam keluarga maupun dalam masyarakat yang menyangkut kehidupan sehari – hari.
Baik pada era globalisasi maupun bukan, sebaiknya peran iman digunakan sebagai:
  1. Iman sebagai pertahanan & adaptasi arus budaya global yang dianggap kurang sesuai dengan budaya lokal & ajaran islam.
  2. Iman sebagai alat untuk Memilih & Menggunakan tenologi bagi kepentingan kebaikan publik – sekarang & kedepan, sesuai ajaran islam.
  3. Iman sebagai filter & pegangan dalam bersosialisasi, sesuai ajaran islam.
  4. Iman sebagai alat untuk memilih & menyaring sistem & implementasi perkonomian yang akan dijalani bagi kehidupan pribadi & lingkungan, sesuai ajaran islam.
E. Kesimpulan / Penutup
Globalisasi sudah menjadi realitas dalam kehidupan semua bangsa. Tak ada tempat untuk melarikan diri dari gelombang globalisasi. Bagi umat Islam, globalisasi merupakan bentuk tantangan yang harus dibentengi dengan penanaman iman seseorang. Jika seseorang memiliki iman yang tinggi maka globalisasi yang bersifat negatif akan segera terbendungi. Namun, bagaimanapun globalisasi itu memang fakta dalam kehidupan global.
Globalisasi memiliki dua sisi positif dan negatif. Yang dituntut dari kita yaitu kearifan dalam menyikapinya. Ini menuntut kita untuk sanggup memberikan contoh peradaban yang komprehensif, mengerahkan  segenap usaha yang sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan untuk  merekonstruksi diri kita sekali lagi agar tidak terjebak dalam kekacauan sikap dan kepicikan pandangan. Mereka harus memberi sebagaimana mereka telah mengambil. Dan semua itu sangat mungkin. Berbagai peristiwa sejarah telah menunjukkan bahwa penduduk dunia menjadi saksi bagi kita ketika mengatakan sesuatu yang bermanfaat.
Bila kita beriman bahwa dunia ini ada yang punya yaitu Sang Pemilik tersebut Allah Yang Maha Bijaksana. Ada hari akhir untuk mengevaluasi segala tingkah laku kita. Setiap pikiran, ucapan dan perbuatan kita telah disiapkan pahala atau siksa. Maka hidup dalam kondisi seperti ini menuntut perhitungan lain. Kita mestinya akan menghitung dan mengawasi perbuatan kita sendiri. Hawa nafsu yang senantiasa bergejolak akan lebih baik dikendalikan. Perbuatan-perbuatan yang tidak diinginkan oleh Sang Pemilik dunia ini sebaiknya juga tidak kita lakukan. Karena kita tahu, seluruh perbuatan baik atau buruk, akan diperiksa oleh-Nya. Allah senantiasa bersama kita.
Segala puji hanya bagi Allah Swt berharap semoga Allah Swt memberikan kekuatan kepada kita dalam mengemban agama-Nya, dalam membangun peradaban dan kebudayaan. Semoga Dia senantiasa memberikan manfaat yang sebanyak-banyaknya kepada kita.

0 Comments:

Post a Comment



By :
Free Blog Templates